Rabu, 15 Juli 2009

Santapan Rohani


"Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang."

Pagi ini ketika saya bangun, sebuah pertanyaan hadir di dalam hati saya, yang kira-kira berbunyi, "apakah yang paling kamu perlukan saat ini." Saya menjawab dalam hati saya, yang paling saya perlukan adalah penyertaan Tuhan, agar Tuhan memberkati setiap usaha dan pekerjaan saya, agar Tuhan berkenan pada segala sesuatu yang saya lakukan. Soal harta kekayaan, biarlah itu menjadi bagian Tuhan, karena saya tidak mau kaya jika tidak ada penyertaan Tuhan di dalamnya, di dalam hidup saya dan di dalam keluarga saya. Meskipun saya tahu bahwa Tuhan sanggup, dan sudah menjanjikan sebuah hidup yang berkelimpahan bagi siapapun yang menerima Kristus (Yohanes 10:10), tapi saya hanya mau menerimanya jika saya sudah dianggap layak dan mampu bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dipercayakan Tuhan pada saya. Bagi saya, penyertaan Tuhan yang mencukupkan segala sesuatu yang kami butuhkan, itu sudah lebih dari cukup. Kami tidak butuh sesuatu yang berlebihan, kami juga tidak ingin sampai kekurangan. Cukup. Itu saja, dan saya percaya penyertaan Tuhan akan selalu mencukupkan segala sesuatu. Haleluya. Itu fakta yang menjadi bagian hidup saya hingga hari ini. Saya tidak berlebihan, tapi juga tidak kekurangan. Saya cukup makan, saya bisa berusaha dan bekerja, saya bisa bersukacita, ada Tuhan yang bertahta di atas keluarga, dan itu jauh lebih indah dibandingkan sebuah kekayaan berlimpah tapi tanpa rasa sukacita, bahagia, damai dan sebagainya, yang bisa terjadi jika tidak ada penyertaan Tuhan, dan tanpa berkat Tuhan turun atas segala sesuatu yang kita hasilkan. Panjang lebar saya menjawab dalam hati, intinya adalah saya hanya membutuhkan "penyertaan Tuhan". Dan begitu saya selesai menjawab, sebuah motor melintas di depan saya dengan sebuah stiker bertuliskan: "working to win". Saya merasakan sebuah sukacita dalam hati saya.

Ayat hari ini berbicara, jika kita mendengarkan suara Tuhan, melakukan dengan setia segala perintahNya, maka pekerjaan dan kehidupan kita akan diberkati. (Ulangan 28:1-3). Tidak berhenti sampai disitu saja, bahkan berbagai berkat lain susul menyusul hingga ayat 14. Sebaliknya, ayat 15-46 berbicara mengenai kutuk, yang akan turun ketika kita tidak mendengarkan suara Tuhan dan tidak melakukan perintah/ketetapanNya. Kembali pada ayat 3, kata diberkati disana tidak hanya berhenti pada masalah kelimpahan materi, tapi saya percaya itu lebih luas lagi. Berkat Tuhan juga menyangkut akan terbukanya kesempatan-kesempatan, hikmat yang turun atas kita agar bisa berhasil, bahkan kuasa untuk menikmati pun adalah karunia dari Tuhan. "Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya--juga itupun karunia Allah." (Pengkotbah 5:19). Alangkah sempitnya pikiran kita jika kita hanya berhenti pada sebuah kekayaan materi saja. Perkataan Tuhan memberkati baik di kota maupun di ladang juga berbicara mengenai adanya penyertaan Tuhan, sehingga berkatNya turun atas kita. Bayangkan jika kita memperoleh uang dengan jalan pintas seperti korupsi, penipuan, pemerasan dan lain-lain. Harta bisa banyak, tapi tidak ada berkat diatasnya, sehingga hidup kita pun tidak akan pernah damai sejahtera. Bayangkan pula jika tidak ada kesempatan yang terbuka bagi kita. Jangankan berusaha, peluang pun tidak ada. Atau bayangkan ini: segala yang dimiliki tidak bisa dinikmati. Harta datang dan pergi, seperti roller coaster, orang menjadi hamba uang, hanya memikirkan untuk menumpuk uang tapi tidak mendapat kebahagiaan dan kedamaian apapun dari itu semua. Saya pribadi tidak ingin demikian. Saya hanya ingin ada penyertaan Tuhan dalam setiap usaha dan perbuatan saya, dalam hidup saya, menaungi keluarga saya. That's all. Dengan adanya berkat Tuhan, saya bisa berusaha, saya bisa "work to win", segalanya dicukupkan agar saya bisa maksimal, sehingga apapun nantinya yang saya hasilkan adalah yang terbaik, sesuai dengan kehendak Tuhan.

Dalam beribadah pun demikian. "Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah." (1 Timotius 4:7). Beribadah pun perlu proses pembiasaan diri agar rajin berdoa, saat teduh atau membaca serta mendalami Alkitab. Selanjutnya bagaimana melakukan apa yang kita dengar dan baca dari firman Tuhan untuk diterapkan dalam hidup sehari-hari. Semua itu butuh proses. Life is a process. Dalam setiap proses itu, adalah penting untuk memastikan bahwa penyertaan Tuhan ada di sana hingga akhir. Bekerjalah sungguh-sungguh, hiduplah dengan benar. Hal-hal lain akan dengan sendirinya mengikuti, dan saya tahu pasti bahwa segala sesuatu dimana ada penyertaan Tuhan didalamnya akan menghasilkan sesuatu yang baik, bahkan luar biasa. Let God be with you, and bless you, in everything you do. The rest will follow.

Semua sia-sia tanpa penyertaan Tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar