Senin, 20 Juli 2009

Ia Memanggil Orang Yang Dikehendaki-Nya

“Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki- Nya dan mereka pun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia” (Mrk 3:13-19), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

Yesus memanggil dua belas orang yang dikehendakiNya untuk mengikutiNya secara khusus, menjadi rasul-rasulNya, senantiasa hidup bersamaNya dengan meninggalkan segala sesuatu yang dimiliki mereka. Hidup terpanggil sesuai kehendak Tuhan, itulah yang kiranya layak kita renungkan atau refleksikan. Hidup sebagai imam, bruder atau suster, suam-isteri, pekerja atau pelajar, dst. hemat saya juga merupakan panggilan sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan, maka marilah kita mawas diri perihal panggilan kita masing-masing. Sebagai yang terpanggil kita harus melaksanakan kehendak Tuhan dan meninggalkan kemauan, keinginan atau kehendak diri sendiri. Kehendak Tuhan antara lain dapat kita temukan dalam janji-janji yang pernah kita ikrarkan. (1) Sebagai imam kita berjanji untuk hidup tidak menikah dan tidak menikmati hal-hal atau kenikmatan yang erat kaitannya dengan kenikmatan yang dihayati oleh suami-isteri, serta taat kepada Uskup atau Pembesar kita, (2) sebagai bruder atau suster atau biarawan kita berkehendak untuk mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dengan menghayati keutamaan kaul ketaatan, kemurnian dan kemiskinan, (3) sebagai suami-isteri kita telah meninggalkan orangtua kita masing-masing dan menjadi ‘satu daging’ sebagai suami-isteri, saling mengasihi sampai mati, (4) sebagai pekerja atau pelajar kita berjanji untuk melaksanakan aneka aturan dan tatanan dalam kerja atau belajar. Kita semua dipanggil untuk hidup dan bertindak sesuai dengan charisma atau spiritualitas ‘lembaga’ dimana kita bergabung. Marilah kita saling membantu dan mengingatkan dalam menghayati panggilan kita masing-masing. Karena panggilan itu kita imani merupakan anugerah Allah atau datang dari Allah, maka untuk berusaha setia pada panggilan antara lain tidak melupakan untuk senantiasa berkomunkasi dengan Allah alias berdoa, entah secara pribadi atau bersama-sama.

"Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."(Ibr 8:10-12), demikian janji Allah kepada kita semua yang terpanggil. “Hukum Tuhan atau kehendak Tuhan” ada di dalam akal budi kita dan tertulis dalam hati kita, maka kita dipanggil untuk memiliki cara berpikir dan berkehendak sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan, bukan mengikuti pikiran atau kehendak sendiri alias ‘semau gue’ atau ‘seenaknya sendiri’. Karena Tuhan hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini, maka antar kita tidak ada seorangpun yang saling melecehkan atau menyalahkan, melainkan yang terjadi adalah saling mengasihani dan mengampuni. Kita tidak akan mengingat-ingat kesalahan sesama atau saudara-saudari kita maupun diri sendiri, karena Tuhan telah menganugerahi kita kasih pengampunan secara melimpah ruah. Kita semua dipanggil untuk saling melihat, mengakui dan mengimani apa yang baik, luhur, mulia dan suci yang ada di dalam diri kita masing-masing dan sesama kita alias senantiasa berpikiran positif (‘positive thinking’), dan kemudian mensinerjikannya demi kebahagiaan dan kesejahteraan hidup bersama. Untuk semakin terampil mengenali kehendak Tuhan hendaknya setiap hari melakukan pemeriksaan batin secara pribadi, dan mungkin secara periodik bersama-sama dalam keluarga atau komunitas dengan mengadakan ‘percakapan bersama dalam Tuhan’. Marilah kita saling boros waktu dan tenaga kepada saudara-saudari kita yang terkasih untuk bercakap-cakap bersama dalam Tuhan, bertukar pengalaman akan karya Tuhan dalam diri kita masing-masing.

“Sesungguhnya keselamatan dari pada-Nya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia, sehingga kemuliaan diam di negeri kita. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan “ (Mzm 85:10-11-13. 14).


Jakarta, 23 Januari 2009

Pastor Ign Sumarya SJ

Tulisan ini disadur dari kiriman sahabat_seiman_kristen@yahoogroup.com

1 komentar:

  1. Why you need a bank account for money
    The 1xbet following are some of the ways to do it: deposit and withdraw หารายได้เสริม on a bank account and worrione use your bank accounts to get a bonus. One of them is to

    BalasHapus